Storytelling Untuk Brand (Part 1)

Cerita adalah sesuatu yang sangat mengisi keseharian kita. Semua orang ingin bercerita atau mendengarkan cerita karena setiap orang ingin hidup dengan cerita, bahkan buku yang paling laku di dunia adalah Alquran dan Alkitab yang isinya semunya cerita.

BRAND MANAGEMENT

10/4/2025

man on running field
man on running field

Cerita adalah sesuatu yang sangat mengisi keseharian kita. Semua orang ingin bercerita atau mendengarkan cerita karena setiap orang ingin hidup dengan cerita, bahkan buku yang paling laku di dunia adalah Alquran dan Alkitab yang isinya semunya cerita.

Brand Story telling konsepnya bukan hal baru di dunia branding dan marketing, Nike sudah melakukan sejak tahun 80an. Namun sebagai bidang yang bisa dipelajari dan di aplikasikan baru sekitar 1 dekade (10 tahun terakhir).

Kenapa story penting buat brand?

Ditengah kompetisi yang sangat ketat dan arus informasi sudah sangat cepat, penting banget buat brand untuk menonjolkan dirinya, untuk bisa membuat dirinya di identify sama audiencenya atau konsumennya. Dan salah satu cara yang paling cepat dan paling efektif adalah dengan stories, artinya kalau brand mau reach out ke banyak audience dalam waktu singkat harus mengunakan story, artinya audience harus punya nilai empati terhadap brand.

Di zaman sekarang marketing dengan cara hard sale, orang kecendrungannya overly imformed dan konsumen akan skip skip iklan dengan cara hard sale. Kenapa sih story telling itu lebih efektif dan lebih engage? Karena di zaman adanya website, sosial media orang sudah sangat overloaded dengan informasi, mereka tidak lagi mencari informasi “information come to us” tinggal mereka memilih mau atau tidak dengan informasinya.


Bagaimana caranya brand melakukan story telling?

Pertama, Fokus ke konsumen bukan pada brand, jika brand terlalu fokus sama cerita brand, Nobody cares. Konsumen tidak peduli dengan cerita brand, mereka peduli dengan cerita mereka sendiri. Dan bagaimana brand bisa identify hidup mereka (konsumen) dengan brand.

Kedua, Empower Konsumen. Customer love to empower, dari pada brand bilang

“kami hebat, maka kamu ikutlah dengan kami”

lebih baik brand bilang

"kami melihat kamu hebat, kami akan ikut dengan kamu”

Kepentingan untuk brand sales bisa di drive dari sisi konsumennya, bukan selalu dari sisi brand yang terus spending iklan, hard sale dan sebagainya. Actually make the consumers the star of the story.

Bagaimana caranya brand spread the story?

Ada beberapa step yang bisa dilakukan untuk menyebar luaskan story, misalnya campaign sosial media, digital dan tradisional media. Tapi the nature of story if is good, dengan sendirinya akan jalan sendiri mulai dari mulut ke mulut. Sama seperti buku, jika bukunya bagus, tidak perlu di marketing pun tetap jalan. Karena people identify with stories, everybody wants to be entertained, everybody wants to be enlightened, everybody wants to be touch secara emosional.

Stories travel, always. Kalau ceritanya bagus akan menyebar dengan sendirinya, karena manusia senang bercerita. Jika ia menemukan cerita yang relate dengan dirinya, mareka akan share.

Bersambung Part 2.